Mungkin diantara kita pernah men-dengar nama Ordo Jesuit, serikat ini didirikan pada 15 agustus 1534 di Kapel Notre Dame De Montmartre oleh sekelompok mahasiswa pasca sarjana Universitas Paris sebagai inisiatornya Ignatius Loyola (Inigo Lopez de Recolde) lahir pada tahun 1491 di Loyola propinsi Guipuzcoa Spanyol. Ordo ini merupakan pasukan rahasia Kepausan Roma,demi-kian menurut Admond Paris dalam bu-kunya The Secret History of Jesuit.
Ketaatan mereka terhadap kepausanRoma bersifat total disiplin tinggi seperti mayat hal ini tercermin dalam maklumat Loyola: ”Saya percaya bahwa putih yang saya lihat adalah hitam bila hirarki Ge-reja menetapkan demikian.”
Misi utama mereka adalah misiona-risasi, penginjilan dan menghadang me-rebaknya Kristen Protestan di Eropa. Selain misi-misi luar negeri, aktifitas prajurit Jesuit mulai diarahkan kepada jiwa-jiwa,khususnya diantara orang orang yang berkuasa. Politik adalah bidang utama mereka, semua usaha dari pengarah ini difokuskan kepada satu tujuan yaitu seluruh dunia tunduk kepada Paus.
Ordo ini masuk ke Indonesia oleh Fransiskus Xaverius di Maluku pada abad ke 16, kemudian ditarik kembali pada pertengahan abad ke-17 karena peperangan antara Portugal dan Spanyol. Pada tahun 1859 Van Den Elzen dan J. Panlinckx tiba di Indonesia dan memulai kembali misi Ordo Jesuit hingga tahun 1893. Diresmikanlah Vikariat Opostolik(lembaga otoritas untuk suatu kawasan dalam hirarki Vatikan yang belum memi-liki Keuskupan bersifat sementara sampaiberdiri Keuskupan secara mandiri)yangberkedudukan di Batavia.
Saat ini tidak kurang ada 6 Keusku-pan sudah berdiri di Indonesia,diantara-nya Jakarta, Semarang, Medan, Malang,Manokwari, Jayapura. Ordo ini juga menjadi founder CSIS (Centre of Stra-tegic and International Studies) lembagapenentu arah kebijakan ORBA yang didirikan oleh dua jenderal anti Islam Ali Murtopo dan Sujdono Humardani (aspri Suharto) dengan dukungan cen-dekiawan katolik seperti Harry Tjan Silalahi, Yusuf dan Sofyan Wawandi, Daud Yusuf , Cosmas Batubara dan 200 sarjana katolik Ordo Jesuit yang berafiliasi kepada Pater Beek,seorang pastur OrdoJesuit bertugas di Indonesia. Maka tidak heran jika banyak kebijakan ORBA me-mojokkan Umat Islam dan menguntung-kan kaum minoritas dan etnis Cina.
Dalam kancah politik international kita mengenal tokoh diktator Adolf Hitler pemimpin Nazi Jerman , Benito Musollini pemimpin gerakan Fasisme Italia dan Francisco Franco diktator Spanyol dimana ketiganya menandata-ngani perjanjian Konkordat dengan Va-tikan(Februari 1933).Mereka ibarat pahlawan bagi Katolik Roma untuk me-naklukkan dunia dan membentuk dinastibagi Kepausan Roma.
Ketika Hitler selamat dari pembunu-han di Munich November 1939, Sri Paussecara khusus memberikan selamat ke-padanya serta saat Hitler menginvansi Rusia, Sri Paus mengatakan sebagai ke-beranian berjiwa besar dalam memper-tahankan pondasi kebudayaan Kristen bahkan beberapa Uskup Jerman menye-butnya sebagai Perang Salib Eropa.Hitlersendiri mengakui bahwa dia belajar ba-nyak dari Ordo Jesuit,bahkan organisasi-nya di bentuk dengan prinsip-prinsip ordo tersebut. Vatikan juga mendukung aliansi militer Musolini dengan Nazi Jerman 1939 dan tak lama kemudian me-letuslah perang dunia kedua.
Untuk merealisasikan misinya, orang-orang yang memegang kekuasaan men-jadi sasaran penting untuk dikuasai ter-lebih dahulu, dengan strategi menjadi imam penasehat orang-orang penting tersebut dan penasehat pendidikan anak-anak dari orang penting tersebut.
Pada saat Kepausan Roma(Paus Paulus III) menyetujui pendiri Ordo ini(1537) membatasi keanggotaannya hanya 60 orang.Namun saat ini menurut Admond Paris,anggota resmi Serikat Jesuit 330.000 orang menyebar di seluruh dunia dengan berbagai profesi, prajurit dalam pasukan rahasia angkatan bersen-jata, pemimpin partai politik, pejabat tinggi, para jenderal, penegak hukum, dokter, akademisi, budayawan, aktifis LSM dan HAM. Semua bekerja dalam sebuah misi yang menurut mereka “I’Opus Dei” pekerja Tuhan dalam dunianyata untuk melancarkan rencana-rencanaKepausan.
Beberapa petinggi Jesuit di Indonesiayaitu, Albertus Soegidjapranata (uskuppribumi pertama di Indonesia), Justinus Darmojuwono (kardinal pribumi perta-ma), Franz Magnis Suseno (budayawandan filsuf), Romo Sandyawan (aktifis HAM), Johanes Baptista Djikstra (ekonom kerakyatan), Mudji Sutrisno (budayawan), Ignatius Wibowo Wibisono (cinolog).
Salah satu tokoh Dewan Da’wah Islam Indonesia Husein Umar mensi-nyalir bahwa ordo inilah yang ada di belakang penggalangan demo forkot serta aliansi mahasiswa Atmajaya dan UKI dalam menentang Sidang Istimewa MPR dan pengangkatan Habibie, lebih kuat lagi indikasi tersebut dengan terli-batnya pimpinan universitas tersebut dan tokoh gereja. Bahkan masih menurutHusein Umar Ordo Jesuit memang ter-kesan militant dan agresif dalam melaku-kan aksi aksinya.
Wallohu a’lam bishowab
0 komentar:
Posting Komentar